Semangat dan dorongan berinovasi berawal dari kebijakan undang-undang nomor 23 tahun 2014 pasal 386, 387 dan pasal 388 yang menjelaskan perlu adanya inisiatif untuk berinovasi oleh seluruh komponen pemerintah daerah (kepala daerah, dprd, opd, asn) bahkan lapisan masyarakat.
Selanjutnya, dijabarkan melalui peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2017 tentang inovasi daerah terhadap penguatan inovasi penyelenggaraan pemerintahan dan layanan publik, dalam hal ini pemerintah daerah dituntuk untuk melakukan berbagai macam kebaruan serta meningkatkan kreativitas dalam penyelenggaraan layanan masyarakat, tata kelola pemerintah dan urusan lainnya secara efektif dan efisien serta memberikan mamfaat bagi kesejahteraan masyarakat, hal inilah yang disebut inovasi pemeritahan.
Oleh karenanya dalam hal ini Bappeda Kota Payakumbuh selaku perangkat daerah yang mengemban tugas terkait dengan inovasi daerah membentuk Layanan klinik inovasi daerah, yang merupakan suatu wadah penjaringan inovasi Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelayanan Publik serta inovasi lainnya dilingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh yang memililiki fungsi layanan inovasi, konsultasi dan pendampingan dalam penyusunan dan pengembangan inovasi daerah
Yang selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Payakumbuh Nomor : 065.44/Bappeda-Ko/2020 Tentang Implementasi Layanan Klinik Inovasi Daerah (Laki Ida) Pada Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2020.
Ruang lingkup Implementasi pelaksanaan layanan klinik inovasi (LAKI IDA) pada Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah Kota Payakumbuh terdiri dari tahap pendaftaran konseling, tahap konseling, tahap pendampingan, tahap implementasi serta monitoring dan evaluasi. Dalam hal ini customer layanan adalah ASN (Aparatur Sipil Negara) karena Bappeda lebih pelayanan kepada internal Penyelenggara Pemerintah Daerah.
Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan-permasalahan yang dirasa menghambat tujuan dari layanan tersebut, sejak dibentuknya layanan dimaksud belum memperlihatkan progress yang ditargetkan.
Adapun berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pengelola Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) dalam hal ini penulis mengumpulkan informasi terkait kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan tersebut, antara lain
- Masih monotonnya tingkat indeks inovasi daerah Kota Payakumbuh berdasarkan indeks inovasi kementerian dalam negeri. Walau masuk dalam kategori inovatif dalam score global namun nilai berinovasi masih dikategori rendah.
- Masih rendahnya tingkat kreativitas ASN dalam berinovasi disebabkan terbentuknya opini untuk bertahan di zona nyaman
- Masih rendahnya pemahaman terhadap penyelenggaraan inovasi
- Lemahnya pemahaman terhadap pentingnya administrasi dan dokumen inovasi
- Manajemen karir ASN yang kurang kondusif karena tidak adanya kejelasan terhadap reward and punishment yang memberi pengaruh terhadap kreativitas ASN
- Anggaran pengembangan inovasi yang tidak memadai terkait inovasi yang telah berjalan dan memberi mamfaat terhadap keberlangsungan organisasi.
- Kurangnya Tenaga Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) dengan kondisi saat ini layanan hanya dikelola oleh 1 (Satu) orang fungsional Peneliti.
Adapun dalam menyusun strategi pemecahan permasalahan yang dihadapi Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) penulis dalam hal ini mencoba memetakan permasalahan berdasarkan informasi yang didapat dengan membagi permasalahan menjadi 2 (dua) kriteria antara lain permasalahan internal dan permasalahan eksternal dengan menggunakan kerangka kerja analisis kesenjangan atau GAP Analysis.
Gap Analysis merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari instansi pemerintahan, khususnya dalam upaya penyediaan pelayanan terhadap hal layak umum. Hasil analisis tersebut dapat menjadi input yang berguna bagi perencanaan dan penentuan prioritas anggaran di masa yang akan datang. Selain itu, gap analysis atau analisis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan evaluasi kinerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan manajemen internal suatu lembaga. Secara harfiah kata “gap” mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya (Bappenas, 2009)
Analisis kesenjangan mengidentifikasi kesenjangan antara pos yang harus dioptimalkan dan integrasi sumber daya ke tingkat alokasi saat ini. Dengan melakukan hal-hal seperti itulah pintu gerbang menuju perbaikan dan kesuksesan akhirnya dibangun.
Analisis kesenjangan membantu organisasi dalam membuat keputusan strategis tentang bagaimana mengembangkan bisnis dengan pendekatan yang digunakan untuk membandingkan kondisi aktual suatu organisasi dengan kondisi yang diinginkan. Dari identifikasi permasalahan yang didapat di Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) penulis mencoba memetakannya sebagai berikut :
Tabel 1. GAP Analysis Pemetaan permasalahan internal
No |
Kondisi Saat Ini |
analisa |
Kondisi yang diharapkan |
1 |
Anggaran pengembangan inovasi yang tidak memadai terkait inovasi yang telah berjalan dan memberi mamfaat terhadap keberlangsungan organisasi. |
integrasi input (upgrade) |
Tersedianya anggaran pengembangan inovasi Pemerintah Daerah |
2 |
Kurangnya Tenaga Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) dengan kondisi saat ini layanan hanya dikelola oleh 1 (Satu) Orang Fungsional Peneliti. |
integrasi input (upgrade) |
Terdapatnya tenaga tambahan untuk pelayanan minimal analis dan administrasi |
Tabel 2. GAP Analysis Pemetaan permasalahan Ekternal
No |
Kondisi Saat Ini |
analisa |
Kondisi yang diharapkan |
1 |
Masih monotonnya nilai indeks inovasi daerah Kota Payakumbuh dari tahun ketahun berdasarkan hasil penilaian indeks inovasi kementerian dalam negeri. Walau masuk dalam kategori inovatif dalam score global namun nilai perinovasi masih dikategori rendah |
integrasi input (upgrade) |
Meningkatnya nilai indeks inovasi daerah |
2 |
Masih rendahnya tingkat kreativitas ASN dalam berinovasi disebabkan terbentuknya opini untuk bertahan di zona nyaman |
integrasi input (upgrade) |
terwujudnya ASN yang inovatif |
3 |
Masih rendahnya pemahaman terhadap penyelenggaraan inovasi |
integrasi input (upgrade) |
Meningkatnya pemahaman penyelenggaraan inovasi |
4 |
Lemahnya pemahaman terhadap pentingnya administrasi dan dokumen inovasi |
integrasi input (upgrade) |
Terselenggaranya administrasi dan dokumentasi inovasi yag teregister |
5 |
Manajemen pengkariran ASN yang kurang kondusif karena tidak adanya kejelasan terhadap reward yang memberi pengaruh terhadap kreativitas ASN |
integrasi input (upgrade) |
Terdapatnya reward yang memotivasi ASN untuk berinovasi, terutama dalam peningkatan karir |
Dari hasil pemetaan permasalahan dengan menggunakan analisis kesenjangan setelah di upgrade terdapat kondisi yang diharapkan yang merupakan target perbaikan layanan untuk kedepannya. Dengan metode ini akan lebih mudah untuk merumuskan strategi untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA).
Bedasarkan analisis kesenjangan dimaksud solusi yang ditawarkan adalah :
Tabel 3. Strategi Pemecahan Permasalahan internal
No. |
Target |
Solusi |
1 |
Tersedianya anggaran pengembangan inovasi pemerintah daerah |
Mengusulkan anggaran pengembangan inovasi daerah dengan menjelaskan pemamfaatannya kepada tim anggaran, hal ini juga dapat dilakukan dengan pendekatan persuasif melalui pimpinan daerah. |
2 |
Terdapatnya tenaga tambahan untuk pelayanan tenaga perencana dan tenaga berlatar belakang Pendidikan teknologi informatika |
Mengusulkan Tenaga Tambahan dalam rangka pengoptimalkan layanan |
Tabel 4. Strategi Pemecahan Permasalahan Ekternal
No. |
Target |
Solusi |
1 |
Meningkatnya nilai indeks inovasi daerah |
Melakukan sosialisasi terkait penting berinovasi bagi ASN serta memberikan pemahaman terkait adanya target daerah secara nasional untuk melaporkan progress inovasi di daerah ke Kementerian Dalam Negeri sebagai capaian indeks inovasi daerah. |
2 |
terwujudnya ASN yang inovatif |
Membangun budaya organisasi melalui komitmen Bersama oleh seluruh unsur didalamnya |
3 |
Meningkatnya pemahaman penyelenggaraan inovasi |
Membangun budaya organisasi melalui komitmen Bersama oleh seluruh unsur didalamnya |
4 |
Terselenggaranya administrasi dan dokumentasi inovasi yag teregister |
Menyusun standar dokumen inovasi yang efektif serta menetapkan legalitas inovasi sebagai inovasi Pemerintah Daerah |
5 |
Terdapatnya reward yang memotivasi ASN untuk berinovasi, terutama dalam peningkatan karir |
Mengusulkan reward khusus terhadap misalnya penghargaan bagi innovator-inovator ASN, OPD inovatif melalui ajang inovasi award Pemerintah Daerah serta adanya peningkatan dalam pengkariran di Pemerintahan. Dalam hal ini juga perlu pendekatan persuasif terhadap unsur-unsur pimpinan. |
Sumber Daya yang dibutuhkan
Setelah mengidentifikasi dan menganalisa kesenjangan yang ada pada Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) Kota Payakumbuh terhadap proses bisnis organisasi saat ini banyak ketidak konsistenan terhadap implementasi kebijakan yang telah dibuat. Berdasarkan analisis kesenjangan yang telah dilaksanakan dalam hal ini untuk mewujudkan target layanan yang sesuai dengan permasalahan diperlukan sumber daya utama dan sumber daya pendukung adalah sebagai berikut :
Sumber Daya Utama
Sumber daya utama dalam hal ini agar terlaksananya tujuan dari Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) Kota Payakumbuh adalah :
- Komitmen pemerintah daerah terhadap penyelenggaraan inovasi di pemerintahan, hal ini tidak lepas dari kebijakan Pimpinan dalam membangun budaya inovasi diseluruh perangkat daerah dilingkungan Pemerintah Daerah Kota Payakumbuh
- Anggaran Pengembangan inovasi Daerah yang telah berjalan dan memberi mamfaat terhadap organisasi serta bisa diadopsi oleh perangkat daerah bahkan daerah kabupaten/Kota lainnya.
Sumber Daya Pendukung
- Tenaga perencana sebagai konsultan perencanan inovasi dan tenaga berlatar belakang Pendidikan teknologi informatika dalam hal ini berperan sebagai admin input inovasi yang akan dinilai oleh Kementerian Dalam Negeri R.I dalam menetapkan indeks inovasi daerah secara nasional dalam upaya mengoptimalkan Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) Kota Payakumbuh
- Reward innovator dan OPD terinovasi sebagai bentuk penghargaan terhadap karya cipta dan kreativitas dalam mendukung tata Kelola penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Hal ini dapat memotivasi ASN untuk meningkatkan kualitasnya dikarenakan ada target peningkatan atau penghargaan yang dicapai, misalnya hadiah, piala untuk innovator, piagam innovator bahkan peningkatan karir.
Berapa lama masalah akan terselesaikan
Dalam Langkah aksi terhadap pelaksanaan strategi pemecahan masalah terhadap Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) Kota Payakumbuh dalam hal ini tidak membutuhkan waktu yang lama. Hal ini dikarenakan aktor-aktor yang terlibat didalam layanan merupakan internal dari lingkungan sistem, dimana customer dari layanan juga bagian dari penyelenggara pemerintahan.
Oleh karenanya dalam hal ini komitmen merupakan kunci utama cepat atau lambatnya rencana aksi strategi pemecahan permasalahan ini dapat dilaksanakan. Dalam hal ini yang diperlukan koordinasi antar perangkat daerah yang merupakan penegasan dari unsur pimpinan sehingga tujuan dari Layanan Klinik Inovasi Daerah (LAKI IDA) Kota Payakumbuh dan tujuan pemerintah daerah dalam meningkatkan indeks inovasi daerah dapat terwujud secara optimal.