//

Rasa-rasanya slogan “Inovasi Harga Mati” bukanlah sesuatu yang terlalu didramatisir. Jika melihat  zaman yang begitu sangat cepat berubah, persaingan yang semakin tajam di semua lini kehidupan membuat siapa saja yang tidak mau berubah akan tergilas dan “mati” hilang dari peredaran. Apapun entitas anda mulai dari level individu, komunitas, korporasi bahkan sampai ke level negara dan bangsa, jika anda tidak berubah (ber-inovasi) maka anda akan tersingkir dan tertinggal di belakang.

Bagi dunia bisnis (sektor privat), inovasi bagaikan nafas untuk keberlangsungan usahanya. Pilihannya adalah; berinovasi atau mati.  Mengutip pernyataan  Jack Ma owner Alibaba Group Sebuah Perusahaan dengan omset tidak kurang dari 14 Trilyun per hari, pada suatu kesempatan  berkata: "Dunia BERUBAH setiap hari dan tidak akan menunggu Anda."Ketika mancis (Korek Gas) ditemukan, korek api perlahan mulai menghilang. Ketika kalkulator diciptakan, sempoa mulai dilupakan. Ketika kamera digital dibuat, Kamera rol mulai hilang. Ketika Whatsapp, BBM dikembangkan, SMS sudah tidak sepopuler zaman dahulu. Ketika smartphone dengan teknologi 4G (internet tanpa kabel) diperkenalkan, kita bahkan tidak perlu lagi menghidupkan komputer dirumah. Ketika penjualan langsung (network marketing) & penjualan via internet meningkat, pemasaran secara tradisional menurun. Jangan kita menyalahkan, "Siapa merebut bisnis siapa". Ini terjadi karena manusia sangat dapat diubah dan menyesuaikan diri terhadap ide ide baru dan perubahan didunia ini. Ada yg bertanya kepada Jack Ma, "Apa rahasia Anda untuk sukses?". Dia menjawab, "Sangat sederhana, saya melakukan sesuatu (ACTION) ketika Anda hanya MELIHAT atau MENGAMATI", dan kita terbiasa seperti itu ...

Apa yang disampaikan oleh Jack Ma benar adanya, dalam kasus lain misalnya: Siapa sangka sebuah Perusahaan Produsen handphone sekelas Nokia yang menguasai pasar ponsel global selama kurang lebih 2 dasawarsa akan tergilas oleh pendatang baru; Samsung, Apple dan Black berry. Pada tahun 2000an, Nilai kapitalisasi pasar Nokia pernah lebih dari 110 miliar euro atau sekitar 149,4 miliar dollar AS atau kalau dirupiahkan dengan kurs Rp.14.000,- setara dengan 2000 Trilyun, namun di akhir tahun 2013 Nokia menjual bisnis perangkat mobile tersebut kepada Microsoft hanya senilai 7 miliar dollar AS atau setara dengan 98 Trilyun rupiah untuk kemudian hilang dari peredaran.

Nasib lebih tragis dialami oleh Produsen Ponsel Blackberry.  Pada tahun 2007 lalu BlackBerry yang semula bernama Research in Motion (RIM) memperkenalkan layanan surat elektronik (e-mail) di ponsel ke seluruh dunia. Layanan tersebut diklaim mampu menekan pemakaian paket data internet (bandwidth) secara lebih efisien. Penjualan ponsel ini laris manis bak kacang goreng tapi ponsel ini bertahan tidak lebih dari dua tahun saja untuk kemudian digilas oleh teknologi android.

            Kasus lain di sektor Ritel;  Ketika penjualan langsung (network marketing) & penjualan via internet meningkat, Perusahaan-perusahaan ritel raksasa jatuh bergelimpangan, sebut saja seperti  Giant Super Market, Hero Super Market, Matahari dan termasuk salah satu perusahaan Ritel yang gerainya  ada di Kota Payakumbuh dan sudah ditutup yaitu Ramayana. Ya… bagi pelaku bisnis (sektor privat) tak ada pilihan kecuali terus dan terus berinovasi.

Bagaimana dengan sektor publik (pemerintahan) apakah jargon Inovasi harga mati juga berlaku..?

Sama saja,  inovasi bagi sektor publik adalah nafas untuk mendapatkan kepercayaan publik dan mendongkrak daya saing. Pilihannya adalah; Berinovasi atau kehilangan kepercayaan publik / kehilangan daya saing(baca tertinggal).

Pada Skala Pemerintahan daerah; Pemda yang tidak inovatif akan tertinggal dan kalah bersaing dengan daerah-daerah lain yang lebih inovatif, ini akan terlihat dari indikator-indikator makro kinerja daerah tersebut.   Pemerintahan yang inovatif akan mampu menghadirkan pelayan publik dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan bermuara kepada kesejahteraan masyarakatnya. Sebaliknya pemerintahan daerah yang tidak inovatif resikonya adalah kehilangan kepercayaan publik dan ini berpengaruh kepada elektoral. baik dari pihak eksekutif maupun di pihak legislatif. Tak luput juga tentunya bagi ASN sebagai bagian dari pelaksana urusan pemerintahan daerah pilihannya adalah berinovasi atau kehilangan kepercayaan pimpinan/kehilangan daya saing terhadap ASN lainnya….(he he he).

Pada Skala Negara, rumusnya juga sama. Negara-negara yang tidak inovatif akan kehilangan daya saing. Ada negara-negara yang dari segi jumlah sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya terbatas tapi mempunyai daya saing yang tinggi dan juga memiliki kesejahteraan masyarakat yang tinggi, sebaliknya ada Negara-negara yang memiliki sumber daya yang besar baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya tapi jauh tertinggal dan tidak mampu bersaing dengan negara-negara lain, dan terjebak pada kelas negara menengah kebawah (yang agak kebawah gitu). Itu semua kuncinya terletak pada kemampuan negara tersebut berinovasi.

Jika Melihat data hasil Laporan Tahunan Global Innovation Index yang dikeluarkan oleh INSEAD INSTITUTE pada tahun 2020 dapat dikatakan indeks inovasi Indonesia belum memuaskan. Indonesia Masih berada di peringkat ke 85 dari 127 negara di dunia. Kalah Jauh dari Singapura (ranking 8 Dunia, & Ranking 1 di Asia Pasifik) dan Malaysia, Vietnam serta Thailand yang masuk 10 Besar di Asia Pasifik. Bahkan untuk tingkat Negara-negara ASEAN dari 8 negara, Indonesia berada di ranking ke 7 hanya unggul atas kamboja;

Why..?, Kenapa Coba..? Masih segitukah  kapasitas inovasi kita..? ya Indonesia adalah kita…!  Tidak ada pilhan lain;  Inovasi Harga Mati.

Mengutip sebuah ungkapan dalam novel berjudul Edensor karya “anak Belitong”; Andrea Hirata(penulis Lasykar Pelangi) ; “Saya yang dari kecil hidup berdasarkan Dasa Darma Pramuka (yang darma pertamanya adalah “Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”) dan tidak pernah nakal, masak bisa kalah bersaing dengan mahasiswa-mahasiwa bule yang senin pagi sampai jum’at sore belajar kemudian dari jum’at malam sampai minggu malam teler”….  Pesan yang ingin disampaikan dari kutipan ini  adalah: Sebagai bangsa yang beragama mestinya kita lebih inovatif dan lebih maju dari Negara-negara lain di dunia, karena ajaran agama mengajarkan kita untuk berinovasi untuk kemaslahatan manusia.

Secara individu kita didorong untuk selalu berubah kearah yang lebih baik dari waktu ke waktu; Mengutip sebuah Hadis Nabi Shalallahu’alaihi Wasallam: “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat”.  Dalam Hadis yang lain disampaikan bahwa “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia.” Kalau kedua kontek hadis ini digabungkan maka setiap hari kita dituntut untuk semakin baik secara pribadi dan semakin hari semakin bermanfaat bagi manusia. Bermanfaat bagi manusia jelas bukan hanya urusan akhiratnya tetapi juga urusan dunia, dalam hal inilah kita dimotivasi untuk berinovasi.

Secara komunitas, kelompok atau negara kita juga diperintahkan untuk berubah(berinovasi). Dalam Alqur’an surat Ar-Ra’du ayat 11  disebutkan bahwa, Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka merubah dirinya sendiri. Kata kuncinya adalah Melakukan Perubahan, berubah kearah lebih baik, tentu ayat ini tidak hanya berbicara dalam kontek ukhrawi tapi juga duniawi. Dan perubahan tersebut bukan dilakukan oleh satu atau dua orang tetapi harus kesadaran serta aksi nyata kolektif dari “kaum” yang mau berubah tersebut.

Bahkan dalam kontek pelayanan publik, dalam sebuah Hadis Nabi Shalallahu wa’alihi wasalllam berkata; Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Kata kuncinya “Memudahkan urusan orang lain”, jangan main-main kawan… anda yang menciptakan inovasi untuk kemudahan pelayanan publik baik itu berupa aplikasi, metode ataupun alat untuk mempermudah urusan masyarakat banyak itu besar pahalanya kawan…. Ternyata Inovasi bukan hanya urusan dunia tetapi menjadi urusan akhirat juga.. jika niatnya benar tentu…

Adakah lagi alasan untuk tidak setuju dengan slogan Inovasi Harga Mati…?

 

Sekian dulu carito kito, sampai jumpa di carito kito selanjutnya…

Sesibuk Apapun Anda Jangan Lupa Bahagia…..

                                                                                                                                                                                          Belakang DPRD,  Rabu Dini Hari 14 Juli 2021

Catatan:

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ; arti Harga Mati adalah harga yang tidak dapat ditawar lagi.