//

Tergelitik saya ketika membaca postingan  Pak Kabid Faisal (yang menggawangi  akun group whatshap “ IGA” yang minggu awal bulan  ini lagi trending topic di banding group whatshap lainnya), dengan topik “Inovasi Tiada Henti” (ingat  dengan slogannya sebuah merk kendaraan bermotor). Bermula disaat rapat pembahasan percepatan penyampaian Inovasi oleh OPD pada tanggal 23 Juni 2021 di aula rapat Randang Balaikota tanggal 23 Juni,  “Laki Ida “ diperkenalkan sebagai salah satu inovasi Bappeda yang fungsinya antara lain “mencoach” OPD di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh agar dapat melahirkan dan menterjemahkan inovasi yang dilakukan menjadi sebuah laporan yang akuntabel dan mudah-mudahan  memiliki daya tarik untuk  direplikasi oleh banyak pihak. Seusai rapat maka “Laki Ida” menjadi sibuk dengan kedatangan OPD yang harap “ditunjuk i”   kegiatan yang inovatif itu apa kriterianya dan bagaimana membuat laporannya sesuai persyaratan IGA. Babang Robi (menggunakan istilahnya Pak Faisal) sebagai “coach” menunjukkan kelasnya dalam memberikan arahan kepada perwakilan OPD yang datang. Hasilnya luar biasa. Kurun waktu kurang dua minggu bermunculan inovasi-inovasi yang menakjubkan dari OPD di lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh. Dapat kita saksikan dari sejumlah postingan yang disampaikan dalam group Whatshap IGA Kota Payakumbuh. Data Pak Faisal, 92 inovasi potensial siap di input di system IGA. Luar Biasa. Sebuah pencapaian yang harus diapresiasi, mengingat deadline sudah kasip. Tim Litbang Bappeda dengan “Laki Ida”nya telah membuat adrenalin inovator-inovator di OPD berpacu kencang.  Ada yang lembur sampai tengah malam, dan tidak sedikit yang menggunakan hari libur untuk bekerja menyelesaikan tagihan yang diminta . “Laki Ida” memang dahsyat. Tidak puas didatangi. “Laki Ida” membuat terobosan dengan mendatangi OPD-OPD. Kayak Wakuncar saja. Waktu Kunjung Pacar. Laki Ida wakuncar. Top Markotop lah. Andai semua jari tangan adalah jempol, maka akan diberikan untuk “Laki Ida”. “Laki Ida”  fenomenal di bulan ini. Menggetarkan dunia per “tugasan” dapur OPD. Api di dapur OPD berkobar-kobar  memasak banyak pesanan termasuk pesanan “Laki Ida”. Dan pesanan “Laki Ida” termasuk dalam katagori pesanan yang “seksi”.   “Laki Ida” sudah memberi tahu resep menu yang dipesan dan cara membuatnya, sehingga chef OPD ndak bingung saat memasaknya. Kalau ada Chef yang terlambat, mohon kesabaran “Laki Ida”, bukan disengaja, tapi memang banyak hal yang menjadi penyebabnya.

Laki Ida sudah resmi berhubungan dengan semua OPD di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh. Berhubungan karena diawali oleh  “IGA”.  Harapan kami relasi kerja ini tidak semata karena IGA, namun lebih didorong pada niat bahwa inovasi perlu terus dilakukan untuk memberikan excellent service kepada masyarakat. Soal penghargaan itu adalah bonus  (yang memang kita harapkan juga he he he) Mimpi kita melalui “Laki Ida”, lahir inovasi-inovasi bernas yang mengukuhkan  Kota Payakumbuh layak dikukuhkan sebagai Kota Sangat Inovatif (Amin). Intensitas pekerjaan semakin hari kecendrungannya memang meningkat . Bukan di bidang Litbang saja. Tapi semua OPD merasakannya. Waktu kerja tak cukup 8 jam sehari, tak cukup 5 hari dalam seminggu. Semua dikejar deadline. Tapi semangat tak boleh kendor. Apa lagi “Laki Ida” yang punya banyak “istri”. Rajinlah berkunjung dengan memberikan pencerahan agar inovasi kami tak salah jalan. Mengutip dari apa yang diposting Kemakom (Keluarga Mahasiswa Komputer) :” Inovasi itu butuh keberanian.Hanya orang atau organisasi pemberani yang siap untuk berinovasi. Dan Hanya organisasi inovatif yang yang selalu menjadi rujukan bagi organisasi lainnya” kita semua berharap “Laki Ida” direplikasi dan bertransformasi menjadi “Laki Ina.” Sukses untuk Bappeda (terkhusus Pak Faisal dan kru) dan sukses juga untuk semua OPD Kota Payakumbuh. Salam Inovasi.

 

                                                                         di sore minggu yang lembab (11/7) ditemani hangatnya fried banana (Eh)