Pembangunan infrastruktur merupakan aspek penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi karena dapat menciptakan lapangan kerja baru, penurunan tingkat kemiskinan dan peningkatan pendapatan per kapita. Pertumbuhan inklusif merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sebagaimana tercantum dalam kesepakatan global mengenai Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat menciptakan pemerataan, menurunkan kemiskinan dan pengangguran, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
Infrastruktur merupakan wadah sekaligus katalisator dalam sebuah pembangunan dimana ketersediaan infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang menuju pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah. Oleh karenanya upaya pembangunan infrastruktur harus dapat diarahkan untuk mendukung perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah.
Salah satu pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan dan sedang digiatkan di Indonesia adalah pembangunan infrastruktur jalan, khususnya jalan tol. Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia sangat dibutuhkan karena dapat mengurangi inefisiensi akibat kemacetan pada ruas utama sekaligus sistem transportasi yang diperlukan untuk mendorong kelancaran arus barang dan jasa, serta sebagai alat pemersatu maupun untuk mempermudah pengamanan ketahanan pangan suatu wilayah.
Posisi Kota Payakumbuh berada di tengah-tengah Kabupaten Lima Puluh Kota. Letak Kota Payakumbuh sangat strategis karena merupakan jalur lalu lintas angkutan darat antar Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau yang menjadi jalur yang padat terutama pada hari libur dan hari perayaan keagamaan. Kehadiran Jalan Tol Padang- Pekanbaru dapat memangkas waktu tempuh dua wilayah tersebut hingga 6 jam. Jika melewati jalan arteri ke dua daerah tersebut, maka jarak tempuh yang dibutuhkan sebanyak 9 jam. Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru dapat mengurangi tingkat kemacetan jalur lintas dari Padang sampai Pekanbaru dan sebaliknya, di samping itu juga dapat mengurangi beban jalan terutama di jalur lintas antara Padang dan Payakumbuh yang rawan longsor. Selain itu pembangunan jalan tol juga dapat memberikan dampak negatif antara lain di bidang pertanian akan mengakibatkan alih fungsi lahan pertanian dan dampak ekonomi masyarakat di wilayah sepanjang jalan Padang-Payakumbuh yang selama ini dilalui dan disinggahi ketika menuju dan dari Pekanbaru.
Dokumentasi : shutterstock.com
Pembangunan jalan Tol Padang-Pekanbaru sepanjang 254,8-kilometer dibangun secara bertahap yang juga akan menghubungkan menghubungkan dua pelabuhan laut yang berada di Padang dan Dumai di Provinsi Riau.
Pada tahun 2022, pembangunan Tol Padang-Pekanbaru diprioritaskan untuk tiga seksi yakni Seksi 6 Pekanbaru-Bangkinang yang sudah mencapai 83 persen, khusus Km 9 hingga Km 40 sudah selesai 100 persen dan telah dilakukan Uji Laik Fungsi (ULF). Kemudian, Seksi 5 Bangkinang-Pangkalan dengan progres 60 persen, dan Seksi 1 Padang-Sicincin mencapai 45 persen. Sedangkan, sisa ruas tol lainnya yakni Seksi 4 Pangkalan-Payakumbuh (58 kilometer), Seksi 3 Payakumbuh- Bukittinggi (34 kilometer), dan Seksi 2 Bukittinggi-Sicincin (38 kilometer) masih dalam tahap perencanaan.
Gambar Peta Jalan Tol Padang-Pekanbaru
(Sumber: Dinas PUPR Kota Padang)
Efek dengan telah diselesaikan beberapa ruas jalan tol di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau memiliki dampak positif terutama dalam mobilisasi masyarakat. Namun dari segi ekonomi seperti yang telah disampaikan memiliki dampak negatif terutama terhadap masyarakat sepanjang jalan yang pernah dilalui dari Padang – Pekanbaru.
Beberapa penelitian telah mengkaji bagaimana dampak dari pembangunan jalan tol, baik dari aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Isu pembangunan tol umumnya mengundang pro dan kontra. Hasil dari beberapa penelitian juga menunjukkan hal demikian, dengan kecenderungan dampak positifnya yang lebih besar. Dalam aspek ekonomi, pembangunan jalan tol meningkatkan perekonomian lokal dalam bentuk adanya belanja pemerintah yang mendorong peningkatan kesempatan kerja dan pajak daerah. Selain itu terdapat efek limpahan dari pembangunan tol berupa peningkatan mobilisasi yang berdampak baik terhadap kinerja UMKM setempat (Marpaung et al., 2021). Dilihat dari kasus dibukanya Tol Pekanbaru-Dumai, secara umum memang terjadi penurunan jumlah pengunjung khususnya usaha rumah makan, kafe, restoran dan bengkel, namun penurunannya tidak signifikan dibandingkan sebelum pembukaan jalan tol.
Kota Payakumbuh sebagai kota perdagangan yang merupakan satelit perdagangan produk-produk pertanian dari Kabupaten 50 Kota serta perdagangan besar dan eceran lainnya sangat menarik bagi konsumen yang berasal dari luar kota di Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan lainnya. Namun karena kondisi infrastruktur dan tekstur jalan yang cukup memiliki banyak tanjakan karena melewati bukit barisan, maka konsumen selama ini lebih banyak berkunjung hanya pada event-event tertentu. Namun dengan kehadiran jalan Tol, tentunya diharapkan akan meningkatkan minat konsumen-konsumen ke Kota Payakumbuh untuk berbelanja baik untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis. Apalagi Kota Payakumbuh dan sekitarnya bisa menonjolkan keberadaan tempat wisata-wisata yang menarik, seperti Ngalau Indah, Harau dan lainnya.
Pada sentra makanan dan oleh-oleh khas Payakumbuh atau sentra-sentra perdagangan yang sering disinggahi pengunjung yang melewati jalur lintas Padang–Payakumbuh– Pekanbaru juga akan berdampak walaupun keberadaannya tidak langsung dipengaruhi oleh jalan Tol. Dari hasil penelitian BAPPEDA Kota Payakumbuh bekerjasama dengan UNAND Tahun 2023, keinginan untuk kembali berkunjung dari wisatawan ke kota Payakumbuh menunjukkan kalau lalu lintas non-tol di daerah Payakumbuh dan sekitarnya tidak akan mengalami penurunan signifikan karena keinginan berkunjung untuk singgah ke tempat wisata di Kota Payakumbuh dan sekitarnya serta tempat kuliner sangat tinggi.
Namun bila nanti dihadapkan dengan kondisi beroperasinya jalan Tol Padang-Pekanbaru, tanpa antisipasi strategi dan persiapan terhadap fasilitas yang memadai dari pemerintah maka kondisi pengangguran dan kemiskinan di Kota Payakumbuh diprediksikan akan meningkat. Sebagai kota perdagangan dan jasa, sudah selayaknya infrastruktur dan pelayanan publik (pendidikan, kesehatan, pemukiman) di Kota Payakumbuh harus dalam kondisi mantap. Apabila infrastruktur dan layanan publik representatif maka akan menjadi daya tarik orang berkunjung ke Kota Payakumbuh. Untuk menarik orang berkunjung salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan publik, baik dasar maupun pelengkap. Semakin banyak jumlah kunjungan, maka secara tidak langsung berdampak pada pendapatan para pelaku UMKM.
Selain itu fasilitas akomodasi dan industri pariwisata juga perlu ditingkatkan, dimana saat ini belum berkontribusi optimal pada perekonomian Kota Payakumbuh. Pemerintah kota mesti mewaspadai kondisi ini. Pemerintah perlu merangkul dan bekerja sama dengan pengusaha daerah untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur yang berkualitas untuk menjadi daya tarik orang berkunjung dan menikmati Kota Payakumbuh. Misalnya, fasilitas akomodasi dan penginapan berkelas untuk menampung wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata di Kabupaten 50 Kota. Kota Payakumbuh menjadi tempat penginapan yang strategis ketika orang ingin mengunjungi berbagai destinasi wisata yang ada di Kabupaten 50 Kota. Selain itu juga perlu menyediakan gedung yang dapat memfasilitasi pertemuan dan even besar lainnya yang memadai.
Selanjutnya kajian terhadap dampak dari beberapa sektor yang mungkin berkembang dengan kehadiran jalan tol, yakni sektor perdagangan dan logistik tentunya akan mempenpengaruhi aktifitas perekonomian Kota Payakumbuh yang menjadi kota persinggahan untuk tujuan antara Kota Padang dan Kota Pekanbaru. Industri perdagangan yang menjadi industri utama Kota Payakumbuh tentunya membutuhkan sistem logistik yang baik dan efisien. Sehingga, kehadiran tol Padang-Pekanbaru akan membantu proses logistik untuk sektor perdagangan, logistik untuk konstruksi dan tentunya akan mengoptimalkan sektor transportasi dan pergudangan yang menyumbang 11,85% perekonomian kota Payakumbuh. Industri pengolahan yang saat ini memiliki kontribusi sebesar 4,92% dari perekonomian Kota Payakumbuh, tentunya bisa didorong untuk lebih berkembang karena kehadiran tol Padang Pekanbaru nantinya akan memudahkan logistik perusahaan baik itu inbound dengan mendatangkan bahan baku dari luar daerah secara efisien, maupun outbound yang akan lebih cepat dan efisien dalam mendistribusikan produk hasil olahan kepada konsumen, karena dengan transportasi yang lancar akan memudahkan transportasi produk.
Kemudian disisi lain perlu mendorong sektor pendidikan yang sedang berkembang baik untuk terus tumbuh dengan kualitas yang baik agar semakin banyak masyarakat yang ingin menempuh Pendidikan di Kota Payakumbuh yang akan mendatangkan multiplier effect pada perekonomian Kota Payakumbuh.
Oleh karenanya pemerintah harus menyiapkan infrastruktur yang representatif dan pemberdayaan masyarkaat baik dari segi perdagangan, pendidikan dan wisata dalam menarik kunjungan masyarakat dari luar Kota Payakumbuh.*Obie